Beginilah Gambaran Masjid Nabawi tahun 8 H dan Rumah Manusia Termulia di Muka Bumi
BERHENTI SEJENAK
Gambar-gambar di bawah ini merupakan replika/miniatur Rumah Rasulullah, Masjid Nabawi dan ilustrasi kota Madinah An-Nabawiyah ditahun ke 8 Hijriah. Gambar ini kami ambil beberapa jam yang lalu pada PAMERAN SIRAH NABAWIYYAH yang berlokasi tepat di samping kanan MASJID NABAWI.
Madinah pada tahun 8 H Yang paling belakang adalah lokasi perang UHUD. |
Replika dan Ilustrasi ini membawa pikiranku mundur melampaui dimensi
waktu, melewati setiap fragmen sejarah yang selama ini hanya bisa kubaca
melalui lembaran-lembaran sirah.
Airmatapun tak terbendung..
Aku tatap replika demi replika itu dari setiap sudut.
Lidahku hanya bisa berucap, "Masya Allah...."
Dari bangunan beratapkan daun korma inilah sebuah peradaban dimulai, di
sanalah generasi terbaik itu dibina, di atas kerikil-kerikil pasir yang
memenuhi setiap jengkal bangunan suci itu.
Kulihat setiap sudut kota, semua seolah menyimpan ceritanya sendiri.
Perhatianku tiba-tiba terhenti pada bangunan kecil berbentuk kubus yang
menempel tepat disisi kiri depan masjid nabawi. Di atasnya tertulis
"Hujroh Aisyah" (bilik Aisyah), Masya Allah di tempat itulah Ibu kita
Aisyah -radhiallahu anha- tinggal.
Di rumah sederhana yang berdinding tanah liat itu juga manusia yang paling mulia menutup usianya.
Miniatur Rumah-rumah Istri-istri Rasulullah, Berjumlah 9 Rumah |
Semua tampak bersahaja. Tak ada barang mewah disana, hanya bantal jerami yang tampak usang.
Betapa sempitnya bilik itu, gumamku dalam hati, dan betapa lapangnya hati pemilik rumah itu.
Semakin kutatap semakin ku mengerti arti tangis Abdullah Ibnu Mas'ud
-radhiallahu anhu- ketika melihat guratan tikar kasar yang membekas di
tubuh Rasulullah.
Hatikupun berbisik,
Andai engkau melihat kami wahai Rasulullah.
Kami yang dulu pernah engkau rindukan kini tenggelam dalam gemerlapnya dunia.
Cinta dunia telah membuat kami lalai dari mengamalkan sunnahmu.
Di rumah-rumah mewah kami melupakanmu. Padahal dulu, diatas tikar jerami engkau pernah merindukan kami.
Bahkan tak jarang lidah-lidah kami kaku untuk mengucap seuntai shalawat dan salam saat namamu disebut.
Semoga Allah memaafkan kami, semoga Dia tidak mengusir kami dari telaga haudhmu.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah atasmu.
_____________________
Madinah 21-06-1435 H
sumber : FB ustadz Aan Chandra Thalib, Lc
0 komentar:
Posting Komentar